Sepasang kekasih (atau mungkin Kakak – Adik soalnya manggilnya Oppa) sedang mengendarai mobil pada saat malam hari. Si wanita menyuruh Oppanya untuk mengambil jalur kanan sementara si Oppa tetap mengendarai mobil di tengah jalan. Si Oppa menyuruh wanita itu diam dan tidak usah berisik. Dengan kesal wanita itu berkata kalau ia sebaiknya jalan kaki saja daripada disupiri oleh Oppanya yang menyetir dengan membahayakan. Si Oppa marah dan membentak si wanita dan menyuruh wanita itu pulang sendiri jalan kaki. Tiba-tiba dari pinggir jalan muncul seorang laki-laki, yang belakangan diketahui bernama Lee Moon Gi (diperankan Bong Tae Gyu), sambil berlari. Si Oppa yang terkejut terlambat mengerem mobilnya dan menabrak Moon Gi. Wanita itu dan Oppanya langsung keluar dari mobil dengan panik dan memerhatikan Moon Gi yang telah pingsan dan berbaring di aspal. Si Oppa menyuruh wanitanya untuk menghubungi ambulans.
Moon Gi sudah dirawat di rumah sakit. Ia sedang bersama seorang dokter di bangsalnya. Dokter itu menyuruh Moon Gi menebak jumlah jari yang ia tunjukkan kepada Moon Gi. Moon Gi bisa menjawab semua pertanyaan dokter dengan tepat tapi saat dokter bertanya berapa usianya, ia hanya diam. Dokter lalu bertanya nama tempat tempat Moon Gi dirawat, Moon Gi menjawab ia dirawat di Rumah Sakit. Namun saat dokter bertanya tempat tinggal Moon Gi, Moon Gi kembali diam. Dokter lalu bertanya nama benda-benda disekitar Moon Gi. Lagi-lagi Moon Gi bisa menjawab namun saat ia ditanyai namanya, ia diam lagi.
Moon Gi datang ke kantor polisi untuk mengecek identitasnya. Di sana ia dicek sidik jarinya lalu diminta menunggu beberapa saat (coba di Indonesia ada yang kaya gini!). Moon Gi ingat perkataan dokter yang berkata kalau Moon Gi akan mengalami beberapa kesulitan namun tidak akan terlalu berpengaruh pada kehidupannya.
Moon Gi sedang menunggu hasil scan sidik jarinya saat tiba-tiba seorang wanita, yang sebenarnya adalah hantu bernama Kim Yun Hwa (diperankan oleh Park Shin Hye), duduk di sebelahnya dan memanggil namanya. Yun Hwa juga berkata kalau Moon Gi berusia 32 tahun. Ia juga berkata kalau Moon Gi tinggal di Kui Dong, Korean, Jalan 821, Bangunan nomor 3. Moon Gi melihat wanita aneh di sampingnya dengan heran. Tiba-tiba seorang petugas kepolisian menyebut nama Moon Gi. Moon Gi hanya diam sambil memandangi Yun Hwa. Yun Hwa memberitahu Moon Gi kalau ia dipanggil. “Aku?” tanya Moon Gi heran. Petugas kepolisian itu lalu duduk di depan Moon Gi dan berkata kalau nama lengkap Moon Gi adalah Lee Moon Gi. Moon Gi mengangguk-angguk sebelum ia sadar kalau perkataan Yun Hwa benar, namanya benar-benar Lee Moon Gi! Petugas kepolisian tersebut juga berkata kalau Moon Gi berumur 32 tahun dan tidak memiliki keluarga. Moon Gi shock dan langsung melihat ke kursi kosong di sebelahnya. Petugas kepolisian itu lalu menyebutkan alamat Moon Gi dan ternyata alamatnya sama persis seperti yang dikatakan Yun Hwa. Petugas kepolisian itu mengira Moon Gi sudah mengingat identitasnya. Moon Gi menunjuk kursi kosong di sebelahnya dan bertanya apakah ada yang melihat gadis yang tadi duduk di sana. Semua orang bingung melihat kelakuan Moon Gi sementara Yun Hwa melihat kejadian di dalam kantor polisi sambil tertawa dan melambaikan tangan.
Moon Gi pulang ke apartemennya. Di dalam apartemen ia celingukan bingung karena sebenarnya ingatannya belum kembali. “Aku tinggal di tempat seperti ini?” pikirnya melihat apartemennya yang sempit dan berantakan. Ia menggeledah barang-barang di apartemennya untuk membangkitkan ingatannya kembali namun sayangnya ia tidak menemukan apa-apa.
Moon Gi tidur di sofanya. Ia lalu bermimpi bertemu dengan sosoknya yang lain. Sosok itu tersenyum sinis melihat Moon Gi. Moon Gi langsung terbangun lalu menggosok matanya. Setelah itu ia berbalik dan mendapati Yun Hwa melayang di atasnya. Moon Gi mengira ia masih bermimpi tapi Yun Hwa menggeleng. “Aku adalah hantu,” kata Yun Hwa. Moon Gi langsung menyimpulkan kalau ia bermimpi lalu mulai berdoa. Yun Hwa memasang tampang bosan lalu ia berkata kalau kejadian ini bukan mimpi. Moon Gi memejamkan matanya semakin dalam dan semakin khusyuk berdoa. Saat ia membuka mata Yun Hwa sudah menghilang. Moon Gi sempat lega sejenak sebelum ia mendengar suara Yun Hwa di dapurnya. “Jadi ini rumah pria? Sangat suram,” omel Yun Hwa. Yun Hwa bahkan sempat menyuruh Moon Gi mencuci pakaian-pakaiannya (walaupun udah jadi hantu, wanita tetaplah wanita ya). Moon Gi bertanya identitas Yun Hwa. Yun Hwa langsung terbang ke Moon Gi dengan wajah sinis. Yun Hwa menyuruh Moon Gi berpikir sendiri. Moon Gi lalu memalingkan wajahnya dan lagi-lagi Yun Hwa muncul. “Apa kau tidak pernah melihatku?” tanya Yun Hwa. Moon Gi lalu teringat kejadian di kantor polisi. Moon Gi segera mengambil kemejanya lalu keluar dari apartemennya. Lalu ia mendengar suara Yun Hwa dari belakangnya. Moon Gi menoleh perlahan dan mendapati Yun Hwa sedang duduk di atas tembok tetangganya. Moon Gi lari terbirit-birit ke jalan raya namun Yun Hwa tetap mengikutinya. Moon Gi berteriak keras diikuti oleh teriakan kaget Yun Hwa. Setelah itu Yun Hwa tersenyum dan melambaikan tangan. Moon Gi berlari kencang namun ke manapun ia berlari selalu ada Yun Hwa.
Moon Gi berkonsultasi ke dokternya. Dokter itu melihat hasil scan otak Moon Gi lalu berkata, “Kau merasa khawatir dan tidak aman,” sementara Moon Gi memandang ke sekeliling ruangan dengan takut-takut. Dokter menyuruh Moon Gi segera mencari tahu tentang ingatan lamanya dari keluarga dan teman-teman dekat. Moon Gi menyuruh dokter itu diam dan berkata kalau ia memiliki masalah yang lebih serius. Dokter itu bertanya ada masalah apa lalu Moon Gi menunjuk Yun Hwa yang sedang bermain dengan stetoskop dokter. Dokter itu melihat ke arah yang ditunjuk Moon Gi dengan bingung. “Aku bisa melihat apa yang tidak semestinya bisa kulihat ...”
Moon Gi pulang dengan mengendarai bus dan Yun Hwa duduk di belakangnya. Moon Gi berusaha mensugesti dirinya sendiri kalau hal ini hanya sesaat dan hantu itu akan segera pergi. “Aku akan mengikuti ke manapun kau pergi,” kata Yun Hwa. Moon Gi langsung menoleh padanya dengan kaget. Yun Hwa menyuruh Moon Gi berpegangan pada tiang di dekatnya karena bis akan berbelok ke kanan secara mendadak namun Moon Gi menolak percaya padanya padahal orang lain semua berpegangan ke pegangan terdekat. “Kau akan menyesal,” kata Yun Hwa. Dan benar saja, bis berbelok mendadak dan Moon Gi terpental dari kursinya. Moon Gi kembali ke kursinya dan berhadapan dengan Yun Hwa. Yun Hwa membaca semua pikiran Moon Gi. Yun Hwa menyuruh Moon Gi mengikutinya kalau ia memang ingin tau identitas Yun Hwa.
Moon Gi datang ke rumah duka Yun Hwa. Ia tercekat melihat foto Yun Hwa di karangan bunga. Moon Gi disuguhi makanan oleh keluarga Yun Hwa. Yun Hwa mengomel melihat makanan yang itu-itu saja, namun belakangan ini berkata kepada Moon Gi kalau ia lapar. Moon Gi menyodorkan makanannya kepada Yun Hwa. Yun Hwa memakannya dengan senang (baru tau hantu bisa makan). Moon Gi melihat kepada Yun Hwa dengan tatapan iba. Ia lalu bertanya siapa nama Yun Hwa dan berapa umurnya. Yun Hwa berkata kalau namanya Kim Yun Hwa dan ia berusia 25 tahun. Moon Gi bertanya alasan Yun Ha membuntutinya. Yun Hwa langsung berhenti makan. Tiba-tiba datang seorang wanita yang menyapa Moon Gi dan berterimakasih karena Moon Gi menyempatkan hadir walaupun sedang sakit. Moon Gi bingung dan ia hanya mengangguk. Wanita itu lalu membereskan bekas makan Yun Ha Hwa dan berkata akan menghidangkan makanan baru untuk Moon Gi. Yun Hwa lalu berkata kalau wanita itu dulu bekerja bersama Yun Hwa. Di sebelah Moon Gi duduk dua orang wanita yang sedang bergosip tentang penyebab kematian Yun Hwa. Mereka berkata kalau Yun Hwa meninggal karena ditusuk oleh perampok. Moon Gi melihat Yun Hwa dengan kaget sementara Yun Hwa nampak kikuk.
Moon Gi dan Yun Hwa duduk di luar gedung. Moon Gi menebak kalau ia harus mencari pembunuh Yun Hwa dan membalaskan dendam Yun Hwa. Yun Hwa berkata dengan nada mengejek kalau akan menyenangkan seandainya Moon Gi bisa melakukan itu. Dengan marah Moon Gi membentak Yun Hwa dan bertanya apa mau Yun Hwa sebenarnya. Orang-orang di sekitar Moon Gi heran melihat Moon Gi berteriak-teriak sendiri. Moon Gi yang baru menyadari kesalahannya lalu menutup wajah karena malu. “Tentu saja ada alasan kenapa orang yang mati membuntuti orang yang masih hidup,” kata Yun Hwa sinis namun ia menolak memberitahu alasannya kepada Moon Gi. Ia menyuruh Moon Gi mencari tau sendiri karena hal ini dapat membantu Moon Gi mengembalikan ingatannya. Ia bahkan mengancam akan membuntuti Moon Gi seumur hidup apabila Moon Gi tidak mau mencari tahu.
Moon Gi dan Yun Hwa pergi ke toko handphone untuk membetulkan handphone Moon Gi yang rusak. Mereka juga ingat melihat data-data yang ada di dalam handphone untuk mengembalikan ingatan Moon Gi. Lalu datanglah petugas di toko handphone tersebut yang berkata kalau handphone Moon Gi rusah parah dan data-datanya tidak dapat dikembalikan. “Handphonenya juga amnesia,” kata Yun Hwa. Petugas di toko handphone menyarankan agar Moon Gi memakan handphone baru. Tiba-tiba handphone Moon Gi berbunyi. Moon Gi mengangkat teleponnya dengan ragu. Dan ternyata telepon itu dari bosnya yang sedang marah.
Moon Gi datang ke kantornya dan langsung mendampat omelan dari si bos yang marah karena Moon Gi tidak dapat dihubungi selama beberapa hari. Moon Gi hanya mendengar omelan dari si bos dengan bingung. Ia celingukan melihat ruangan kantornya dan berusaha mencari tau ia sebenarnya bekerja sebagai apa. Boss lalu berkata agar Moon Gi menghubungi Jin Soo lalu boss pergi sambil menerima telepon. Moon Gi yang telah ditinggal si boss bingung siapa itu Jin Soo. Yun Hwa berdiri di depan foto-foto pegawai di kantor itu lalu menunjukkan Jin Soo kepada Moon Gi. Moon Gi memerhatikan foto Jin Soo dengan seksama. Yun Hwa berkata kalau Jin Soo tampak seperti adik Moon Gi. Saat Moon Gi masih memerhatikan foto Jin Soo, boss masuk kembali dan mengomeli Moon Gi karena tidak segera berangkat. Boss lalu melemparkan pakaian kerja dan kunci sepeda motor kepada Moon Gi.
Moon Gi mengendarai motornya untuk mencari Jin Soo sementara Yun Hwa membonceng di belakangnya. Yun Hwa menyuruh Moon Gi untuk mengebut, dengan kesal Moon Gi menurutinya. Ia lalu menyuruh Yun Hwa duduk dengan benar.
- bersambung ke part 2 ... -
Read More