Warna Warni Dunia Aii

Indahnya dunia dalam balutan beragam warna dan beribu cerita

Rabu, 05 September 2012

Curhat + Pengumuman Giveaway

Annyeong semuaa, sebelumnya aii mohon maaf atas keterlambatan pengumuman giveaway yang mestinya dilaksanakan tanggal 2 September kemarin. Tapi karena aii sekarang baru masuk semester 3 dan lagi sibuk-sibuknya rapat, makanya aii baru bisa posting sekarang. Kuliah baru tiga hari tapi setiap hari selalu pulang setelah Isya'. Hiks, life is hard :((
Yasudahlah daripada baca aii mengeluh, lebih baik aii umumkan pemenang giveawaynya sekarang. Jengjerejengjengjeng ! Selamat buat ...
ADE RISTI OKTAVIA
sebagai hadiah, kamu berhak mendapatkan copyan drama Korea BIG lhoo. Sesuai requestmu. Untuk alamat lengkap, bisa di DM ke twitter @aisyahIM atau email ke aisyah.maulidina@gmail.com.
Dan untuk yang lain, tunggu aja giveaway lain dari aii :)
Read More

Minggu, 02 September 2012

ATTENTION

Untuk peserta giveaway tercinta, karena satu dan lain hal maka pengumuman giveaway tidak dapat dilaksanakan hari ini. Untuk peserta giveaway dimohon meninggalkan alamat email atau akun twitter untuk dihubungi apabila menjadi pemenang. Terimakasih dan mohon maaf atas keterlambatan ini.
Read More

Kamis, 30 Agustus 2012

[Sinopsis K-Drama] Don't Worry It's A Ghost part 2

 
Moon Gi yang kesal karena Yun Hwa berdiri di atas motornya menyuruh Yun Hwa duduk dengan benar. “Pikirkan saja motor Paman sendiri,” jawab Yun Hwa tidak peduli. Ia lalu memberi petunjuk arah kepada Moon Gi menuju tujuan mereka mengantar paket (Moon Gi ini pengantar paket).
Setelah selesai mengantar paket, Moon Gi dan Yun Hwa berkeliling untuk mengembalikan ingatan Moon Gi. Saat menunggu palang kereta yang tertutup, Yun Hwa memunculkan sosok Moon Gi yang dulu supaya Moon Gi dapat mengingat apa yang biasa ia lakukan saat menunggu palang kereta. Ternyata Moon Gi suka menggerak-gerakkan jarinya sambil menunggu palang kereta terbuka. Mereka lalu mengunjungi rumah makan tempat Moon Gi biasa makan dulu. Yun Hwa bahkan tau kalau Moon Gi selalu memesan menu yang sama setiap hari. Setelah itu mereka datang ke minimarket langganan Moon Gi. Selama di minimarket Moon Gi berpura-pura mengobrol dengan Hpnya padahal ia sedang mengobrol dengan Yun Hwa. Moon Gi bertanya apakah Yun Hwa benar-benar jujur kalau kegiatan yang mereka lakukan hari ini adalah yang biasa dilakukan oleh Yun Hwa. “Aku bukan hantu yang menganggur,” jawab Yun Hwa kesal. Yun Hwa lalu menyuruh Moon Gi meletakkan Hpnya. Moon Gi menjawab kalau ia tidak ingin orang-orang menganggap ia gila. Yun Hwa akhirnya diam saja dan menunjukkan minuman favorit Moon Gi. Moon Gi tidak percaya kalau ia suka meminum minuman kemasan dengan bungkus yang lucu. Ia berkata kalau tren sekarang adalah menyukai soju. Setelah itu datanglah petugas di minimarket itu yang menyapa Moon Gi dan mengambil minuman yang menurut Yun Hwa adalah minuman favorit Moon Gi. “Aku heran apa kau tidak sakit meminum ini setiap hari?” tanya petugas itu. Yun Hwa tersenyum puas mendengarnya sementara Moon Gi tampak tidak percaya karena Yun Hwa benar-benar mengenal dirinya. “Kau ... mengapa kau sangat mengenalku?” tanya Moon Gi kesal. Petugas minimarket itu berhenti sejenak saat mendengar ucapan Moon Gi lalu memandangi Moon Gi dengan heran. Yun Hwa menunjuk ke bangunan di seberang minimarket itu.
Mereka berdua menuju bangunan itu yang ternyata adalah toko bunga tempat Yun Hwa bekerja. Moon Gi mengira ia sering ke sana namun Yun Hwa berkata kalau Moon Gi tidak terlalu sering ke sana, hanya satu kali seminggu. “Tidakkah ini mengingatkan Paman akan sesuatu?” tanya Yun Hwa tetapi Moon Gi masih belum ingat. “Paman tidak ingat apapun. Bahkan tidak ingat siapa aku,” kata Yun Hwa kecewa. “Bukankah kau bilang kalau kau adalah pemilik toko bunga ini?” tanya Moon Gi. Yun Hwa memelototinya.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan. Moon Gi berkata kalau ini bukan salahnya ia tidak bisa mengingat Yun Hwa. “Paman tidak salah karena tidak bisa mengingat. Tapi Paman salah karena tidak berusaha mengingat,” kata Yun Hwa. Moon Gi menoleh ke Yun Hwa untuk mengelak. Namun karena ia tidak fokus ke jalan ia nyaris menabrak mobil sedan berwarna putih. Untungnya ia segera membanting setir. Tiba-tiba Moon Gi teringat kejadian saat ia tertabrak. Ternyata lokasi tabrakan Moon Gi malam itu adalah lokasinya saat ini. Bahkan di jalan terdapat bekas rem mobil sedan putih yang menabraknya.
 
Moon Gi menyusuri jalan di sekitar sana untuk menggali ingatannya lebih dalam. Saat tidak sengaja menabrak seseorang, Moon Gi teringat kalau sebelum kecelakaan ia tidak sengaja menabrak seseorang lalu setelah itu ia berlari. Saat menyusuri sebuah jalan dengan rumah di kanan kirinya, Moon Gi ingat kalau di hari itu ia berlari di jalan ini. Moon Gi lalu berhenti di sebuah apartemen. Ia terdiam lama di depannya dan ingat kalau pernah keluar dari salah satu kamar di apartemen itu dan berlari keluar dengan tergesa-gesa. Moon Gi masuk ke gedung apartemen itu dengan hati-hati sambil memandangi dua orang polisi yang sedang bertanya-tanya dengan seorang wanita. Dari basement apartemen itu muncul seorang pria bertopi yang tampaknya adalah Jin Soo, memerhatikan gerak-gerik Moon Gi. Moon Gi naik ke atas dan berhenti di depan sebuah kamar yang dipasangi police line di depannya. Yun Hwa menyusul Moon Gi lalu menerangkan kepada Moon Gi kalau kamar apartemen itu adalah tempat tinggal Yun Hwa. Moon Gi memberanikan diri untuk membuka pintu apartemen Yun Hwa dan melihat lokasi Yun Hwa meninggal. Ia lalu ingat kalau malam itu ia keluar dari kamar apartemen Yun Hwa dan melihat Yun Hwa yang sudah tertusuk. “Aku pernah ke sini,” kata Moon Gi. “Hari itu adalah hari ulang tahunku,” kata Yun Hwa. Moon Gi mulai ingat kondisi Yun Hwa sebelum meninggal dan Moon Gi menjadi lemas. “Apa sebenarnya maksudmu mencari aku? Ada urusan apa aku dengan kejadian ini? Apa yang sebenarnya aku lakukan?” tanya Moon Gi.
 
“Sepertinya Paman adalah orang terakhir yang melihatku sebelum aku meninggal. Jadi, Paman, kau adalah satu-satunya saksi mata saat aku meninggal,” jawab Yun Hwa. Moon Gi langsung terduduk lemas mendengarnya. “Jangan terlalu shock. Paman adalah satu-satunya saksi mata saat aku meninggal,” kata Yun Hwa. Moon Gi meminta Yun Hwa menerangkan detailnya namun Yun Hwa berkata kalau ia juga tidak ingat. Namun sebelum ia meninggal ia ingat melihat wajah Moon Gi. “Paman, kau tampak sangat shock,” kata Yun Hwa. Moon Gi teringat kejadian saat Yun Hwa dibekap dari belakang oleh seorang pria bertopi (yang topinya mirip sama topi Jin Soo tadi) lalu ditusuk. Melihat tampang Moon Gi yang pucat membuat Yun Hwa sedikit khawatir. “Hari itu ada seseorang di sini, yang tampak seperti pembunuh,” kata Moon Gi pelan. Tiba-tiba datang dua orang polisi, satu wanita dan satu pria, memergoki Moon Gi.
 
Moon Gi lalu di bawa ke kantor polisi dan ditanya-tanyai oleh polisi wanita tadi. Polisi itu juga yang waktu itu memberitahu Moon Gi identitas aslinya. Moon Gi menerangkan kepada polisi itu kalau ia teringat beberapa kejadian dan pergi ke apartemen yang ternyata adalah lokasi pembunuhan. Moon Gi menerangkan kalau ia ke sana untuk mengantar barang. Polisi wanita meminta Moon Gi menerangkan lebih rinci lagi. “Aku melihat seorang wanita sekarat di sana dan ada seorang lain,” kata Moon Gi sambil terus melihat ke Yun Hwa yang duduk di sampingnya. Polisi wanita sampai heran mengapa Moon Gi selalu melihat ke samping. Polisi wanita itu bertanya apakah orang yang dilihat Moon Gi adalah si pembunuh? Lalu Moon Gi berkata kalau ia melihat orang itu menangkap Yun Hwa. Polisi wanita meminta Moon Gi menerangkan baju yang dikenakan orang tersebut namun Moon Gi susah mengingatnya. Polisi itu lalu bertanya untuk apa Moon Gi pergi ke apartemen Yun Hwa. Yun Hwa memberi dukungan Moon Gi dengan anggukan kecil. Moon Gi menjelaskan kalau ia adalah seorang pengantar barang. Polisi wanita lalu bertanya barang apa yang dikirim Moon Gi hari itu. Sayangnya Moon Gi tidak bisa mengingatnya. Polisi wanita itu berkata kalau ia tidak dapat membuat laporan dengan info minim seperti itu. Karena itu ia meminta Moon Gi datang lagi apabila ia sudah ingat.
 
 Moon Gi dan Yung Hwa pergi meninggalkan kantor polisi. Saat di kantor polisi tadi, polisi wanita itu memeringatkan Moon Gi kalau mungkin pembunuh Yun Hwa akan mengincarnya juga. Dari kejauhan Jin Soo memerhatikan Moon Gi yang pergi mengendarai sepeda motornya.
 
Moon Gi kembali ke kantornya dan memeriksa catatan pekerjaannya. Boss ikut memeriksa catatan pekerjaan Moon Gi lalu memberitahu Moon Gi kalau di hari itu ia pulang lebih awal.
 
Moon Gi dan Yun Hwa berjalan-jalan bersama. “Kalau hari itu aku pulang cepat, berarti aku di sana bukan untuk mengantar barang,” kata Moon Gi. Ia justru semakin bingung sekarang dengan munculnya ingatannya yang sepotong-sepotong. Yun Hwa menenangkan Moon Gi dan berkata kalau ia hanya saksi mata dan tidak terlibat dalam kasusnya. Moon Gi lalu bertanya kepada Yun Hwa apakah ia tau semuanya. “Mengapa aku datang ke tempatmu? Kenapa tidak kau beritahu alasannya padaku?” tanya Moon Gi. Yun Hwa bertanya apakah Moon Gi benar-benar ingin tahu alasannya. Moon Gi mengangguk. Yun Hwa akhirnya setuju memberitahu Moon Gi asal Moon Gi berjanji sesuatu. Moon Gi menyetujuinya.
 
Moon Gi dan Yun Hwa berada di tepi sungai. Yun Hwa terus memojokkan Moon Gi sampai ia mundur ke pinggir sungai dan tidak ada jalan untuk mundur lagi. Bila terus memaksa mundur maka Moon Gi akan tercebur ke sungai. Moon Gi membentak Yun Hwa karena ia nyaris saja tercebur ke sungai. Yun Hwa berkata kalau itulah permintaannya, agar Moon Gi masuk ke sungai. “Ini bukan ide yang buruk. Tapi aku rasa kita harus mencari cara lain.” Namun Yun Hwa bersikeras kalau ini adalah cara terbaik. Moon Gi kesal dan membentak Yun Hwa dan berkata kalau ia masih ingin hidup. Yun Hwa mulai kesal karena Moon Gi tidak kunjung masuk ke sungai. Yun Hwa mulai mengambil ancang-ancang lalu mendorong Moon Gi ke sungai. Moon Gi jatuh ke sungai. Tidak jauh dari sana seorang gelandangan melihat kejadian itu namun gelandangan itu bersikap seperti tidak tahu apa-apa sementara Yun Hwa berusaha untuk berenang. Moon Gi berusaha meminta tolong kepada Yun Hwa namun dengan entengnya Yun Hwa berkata kalau Moon Gi bisa berenang. Dengan terbata-bata Moon Gi bertanya darimana Yun Hwa tau kalau ia bisa berenang. Yun Hwa menjawab kalau Moon Gi sudah pernah jatuh ke sungai ini sebelumnya. Moon Gi samar-samar teringat kenangannya bertahun-tahun yang lalu. Saat ia tenggelam di sungai itu dan Yun Hwa menyelamatkannya.
 
Moon Gi teringat kejadian bertahun-tahun lalu. Saat itu Yun Hwa masih SMA dan Moon Gi tenggelam di sungai lalu Yun Hwa menolongnya. Sebelum kejadian itu Yun Hwa sedang duduk di pinggir sungai sambil melempar bunga dan mengenang ayahnya yang telah meninggal. Tidak jauh dari sana berdirilah Moon Gi yang ingin bunuh diri dan melemparkan dirinya sendiri ke dalam sungai. Yun Hwa yang melihat kejadian itu segera menolongnya namun Moon Gi bersikeras tidak mau ditolong sehingga keadaan berbalik. Justru Yun Hwa yang tenggelam. Yun Hwa tersadar dari pingsannya. Ia sudah ada di daratan dan Moon Gi ada di sebelahnya, masih dalam keadaan pingsan. Yun Hwa berusaha membangunkan Moon Gi dan mendengar degup jantung Moon Gi. “Paman, kau merasa bersalah lalu sekarang berpura-pura mati kan? Lihatlah umur Paman! Dan lagi, ada apa dengan Sungai Han (sampai paman bunuh diri di sungai ini)?” omel Yun Hwa kesal. Ia lalu melihat kelopak bunga yang tadi ia lemparkan melekat di kemeja Moon Gi. Yun Hwa tertawa sinis melihatnya. “Mengapa orang-orang tega melakukan hal seperti ini. Apa mereka tidak memikirkan nasib orang-orang yang mereka tinggalkan?” lanjut Yun Hwa sementara Moon Gi masih tidak sadarkan diri. “Paman berhutang nyawa padaku. Mulai sekarang jangan berpikir untuk mengakhiri hidup seenaknya. Hiduplah dengan baik,” kata Yun Hwa lalu ia beranjak pergi. Sepeninggal Yun Hwa, Moon Gi mengangkat kepalanya. Ia sudah sadar.
- Bersambung -
Read More

Minggu, 12 Agustus 2012

[Sinopis K-Drama] Don't Worry It's A Ghost (part 1)



Sepasang kekasih (atau mungkin Kakak – Adik soalnya manggilnya Oppa) sedang mengendarai mobil pada saat malam hari. Si wanita menyuruh Oppanya untuk mengambil jalur kanan sementara si Oppa tetap mengendarai mobil di tengah jalan. Si Oppa menyuruh wanita itu diam dan tidak usah berisik. Dengan kesal wanita itu berkata kalau ia sebaiknya jalan kaki saja daripada disupiri oleh Oppanya yang menyetir dengan membahayakan. Si Oppa marah dan membentak si wanita dan menyuruh wanita itu pulang sendiri jalan kaki. Tiba-tiba dari pinggir jalan muncul seorang laki-laki, yang belakangan diketahui bernama Lee Moon Gi (diperankan Bong Tae Gyu), sambil berlari. Si Oppa yang terkejut terlambat mengerem mobilnya dan menabrak Moon Gi. Wanita itu dan Oppanya langsung keluar dari mobil dengan panik dan memerhatikan Moon Gi yang telah pingsan dan berbaring di aspal. Si Oppa menyuruh wanitanya untuk menghubungi ambulans.
 
Moon Gi sudah dirawat di rumah sakit. Ia sedang bersama seorang dokter di bangsalnya. Dokter itu menyuruh Moon Gi menebak jumlah jari yang ia tunjukkan kepada Moon Gi. Moon Gi bisa menjawab semua pertanyaan dokter dengan tepat tapi saat dokter bertanya berapa usianya, ia hanya diam. Dokter lalu bertanya nama tempat tempat Moon Gi dirawat, Moon Gi menjawab ia dirawat di Rumah Sakit. Namun saat dokter bertanya tempat tinggal Moon Gi, Moon Gi kembali diam. Dokter lalu bertanya nama benda-benda disekitar Moon Gi. Lagi-lagi Moon Gi bisa menjawab namun saat ia ditanyai namanya, ia diam lagi.
 
Moon Gi datang ke kantor polisi untuk mengecek identitasnya. Di sana ia dicek sidik jarinya lalu diminta menunggu beberapa saat (coba di Indonesia ada yang kaya gini!). Moon Gi ingat perkataan dokter yang berkata kalau Moon Gi akan mengalami beberapa kesulitan namun tidak akan terlalu berpengaruh pada kehidupannya.
 
Moon Gi sedang menunggu hasil scan sidik jarinya saat tiba-tiba seorang wanita, yang sebenarnya adalah hantu bernama Kim Yun Hwa (diperankan oleh Park Shin Hye), duduk di sebelahnya dan memanggil namanya. Yun Hwa juga berkata kalau Moon Gi berusia 32 tahun. Ia juga berkata kalau Moon Gi tinggal di Kui Dong, Korean, Jalan 821, Bangunan nomor 3. Moon Gi melihat wanita aneh di sampingnya dengan heran. Tiba-tiba seorang petugas kepolisian menyebut nama Moon Gi. Moon Gi hanya diam sambil memandangi Yun Hwa. Yun Hwa memberitahu Moon Gi kalau ia dipanggil. “Aku?” tanya Moon Gi heran. Petugas kepolisian itu lalu duduk di depan Moon Gi dan berkata kalau nama lengkap Moon Gi adalah Lee Moon Gi. Moon Gi mengangguk-angguk sebelum ia sadar kalau perkataan Yun Hwa benar, namanya benar-benar Lee Moon Gi! Petugas kepolisian tersebut juga berkata kalau Moon Gi berumur 32 tahun dan tidak memiliki keluarga. Moon Gi shock dan langsung melihat ke kursi kosong di sebelahnya. Petugas kepolisian itu lalu menyebutkan alamat Moon Gi dan ternyata alamatnya sama persis seperti yang dikatakan Yun Hwa. Petugas kepolisian itu mengira Moon Gi sudah mengingat identitasnya. Moon Gi menunjuk kursi kosong di sebelahnya dan bertanya apakah ada yang melihat gadis yang tadi duduk di sana. Semua orang bingung melihat kelakuan Moon Gi sementara Yun Hwa melihat kejadian di dalam kantor polisi sambil tertawa dan melambaikan tangan.
 
Moon Gi pulang ke apartemennya. Di dalam apartemen ia celingukan bingung karena sebenarnya ingatannya belum kembali. “Aku tinggal di tempat seperti ini?” pikirnya melihat apartemennya yang sempit dan berantakan. Ia menggeledah barang-barang di apartemennya untuk membangkitkan ingatannya kembali namun sayangnya ia tidak menemukan apa-apa.
 
Moon Gi tidur di sofanya. Ia lalu bermimpi bertemu dengan sosoknya yang lain. Sosok itu tersenyum sinis melihat Moon Gi. Moon Gi langsung terbangun lalu menggosok matanya. Setelah itu ia berbalik dan mendapati Yun Hwa melayang di atasnya. Moon Gi mengira ia masih bermimpi tapi Yun Hwa menggeleng. “Aku adalah hantu,” kata Yun Hwa. Moon Gi langsung menyimpulkan kalau ia bermimpi lalu mulai berdoa. Yun Hwa memasang tampang bosan lalu ia berkata kalau kejadian ini bukan mimpi. Moon Gi memejamkan matanya semakin dalam dan semakin khusyuk berdoa. Saat ia membuka mata Yun Hwa sudah menghilang. Moon Gi sempat lega sejenak sebelum ia mendengar suara Yun Hwa di dapurnya. “Jadi ini rumah pria? Sangat suram,” omel Yun Hwa. Yun Hwa bahkan sempat menyuruh Moon Gi mencuci pakaian-pakaiannya (walaupun udah jadi hantu, wanita tetaplah wanita ya). Moon Gi bertanya identitas Yun Hwa. Yun Hwa langsung terbang ke Moon Gi dengan wajah sinis. Yun Hwa menyuruh Moon Gi berpikir sendiri. Moon Gi lalu memalingkan wajahnya dan lagi-lagi Yun Hwa muncul. “Apa kau tidak pernah melihatku?” tanya Yun Hwa. Moon Gi lalu teringat kejadian di kantor polisi. Moon Gi segera mengambil kemejanya lalu keluar dari apartemennya. Lalu ia mendengar suara Yun Hwa dari belakangnya. Moon Gi menoleh perlahan dan mendapati Yun Hwa sedang duduk di atas tembok tetangganya. Moon Gi lari terbirit-birit ke jalan raya namun Yun Hwa tetap mengikutinya. Moon Gi berteriak keras diikuti oleh teriakan kaget Yun Hwa. Setelah itu Yun Hwa tersenyum dan melambaikan tangan. Moon Gi berlari kencang namun ke manapun ia berlari selalu ada Yun Hwa.
 
Moon Gi berkonsultasi ke dokternya. Dokter itu melihat hasil scan otak Moon Gi lalu berkata, “Kau merasa khawatir dan tidak aman,” sementara Moon Gi memandang ke sekeliling ruangan dengan takut-takut. Dokter menyuruh Moon Gi segera mencari tahu tentang ingatan lamanya dari keluarga dan teman-teman dekat. Moon Gi menyuruh dokter itu diam dan berkata kalau ia memiliki masalah yang lebih serius. Dokter itu bertanya ada masalah apa lalu Moon Gi menunjuk Yun Hwa yang sedang bermain dengan stetoskop dokter. Dokter itu melihat ke arah yang ditunjuk Moon Gi dengan bingung. “Aku bisa melihat apa yang tidak semestinya bisa kulihat ...”
 
Moon Gi pulang dengan mengendarai bus dan Yun Hwa duduk di belakangnya. Moon Gi berusaha mensugesti dirinya sendiri kalau hal ini hanya sesaat dan hantu itu akan segera pergi. “Aku akan mengikuti ke manapun kau pergi,” kata Yun Hwa. Moon Gi langsung menoleh padanya dengan kaget. Yun Hwa menyuruh Moon Gi berpegangan pada tiang di dekatnya karena bis akan berbelok ke kanan secara mendadak namun Moon Gi menolak percaya padanya padahal orang lain semua berpegangan ke pegangan terdekat. “Kau akan menyesal,” kata Yun Hwa. Dan benar saja, bis berbelok mendadak dan Moon Gi terpental dari kursinya. Moon Gi kembali ke kursinya dan berhadapan dengan Yun Hwa. Yun Hwa membaca semua pikiran Moon Gi. Yun Hwa menyuruh Moon Gi mengikutinya kalau ia memang ingin tau identitas Yun Hwa.
 
Moon Gi datang ke rumah duka Yun Hwa. Ia tercekat melihat foto Yun Hwa di karangan bunga. Moon Gi disuguhi makanan oleh keluarga Yun Hwa. Yun Hwa mengomel melihat makanan yang itu-itu saja, namun belakangan ini berkata kepada Moon Gi kalau ia lapar. Moon Gi menyodorkan makanannya kepada Yun Hwa. Yun Hwa memakannya dengan senang (baru tau hantu bisa makan). Moon Gi melihat kepada Yun Hwa dengan tatapan iba. Ia lalu bertanya siapa nama Yun Hwa dan berapa umurnya. Yun Hwa berkata kalau namanya Kim Yun Hwa dan ia berusia 25 tahun. Moon Gi bertanya alasan Yun Ha membuntutinya. Yun Hwa langsung berhenti makan. Tiba-tiba datang seorang wanita yang menyapa Moon Gi dan berterimakasih karena Moon Gi menyempatkan hadir walaupun sedang sakit. Moon Gi bingung dan ia hanya mengangguk. Wanita itu lalu membereskan bekas makan Yun Ha Hwa dan berkata akan menghidangkan makanan baru untuk Moon Gi. Yun Hwa lalu berkata kalau wanita itu dulu bekerja bersama Yun Hwa. Di sebelah Moon Gi duduk dua orang wanita yang sedang bergosip tentang penyebab kematian Yun Hwa. Mereka berkata kalau Yun Hwa meninggal karena ditusuk oleh perampok. Moon Gi melihat Yun Hwa dengan kaget sementara Yun Hwa nampak kikuk.
 
Moon Gi dan Yun Hwa duduk di luar gedung. Moon Gi menebak kalau ia harus mencari pembunuh Yun Hwa dan membalaskan dendam Yun Hwa. Yun Hwa berkata dengan nada mengejek kalau akan menyenangkan seandainya Moon Gi bisa melakukan itu. Dengan marah Moon Gi membentak Yun Hwa dan bertanya apa mau Yun Hwa sebenarnya. Orang-orang di sekitar Moon Gi heran melihat Moon Gi berteriak-teriak sendiri. Moon Gi yang baru menyadari kesalahannya lalu menutup wajah karena malu. “Tentu saja ada alasan kenapa orang yang mati membuntuti orang yang masih hidup,” kata Yun Hwa sinis namun ia menolak memberitahu alasannya kepada Moon Gi. Ia menyuruh Moon Gi mencari tau sendiri karena hal ini dapat membantu Moon Gi mengembalikan ingatannya. Ia bahkan mengancam akan membuntuti Moon Gi seumur hidup apabila Moon Gi tidak mau mencari tahu.
 
Moon Gi dan Yun Hwa pergi ke toko handphone untuk membetulkan handphone Moon Gi yang rusak. Mereka juga ingat melihat data-data yang ada di dalam handphone untuk mengembalikan ingatan Moon Gi. Lalu datanglah petugas di toko handphone tersebut yang berkata kalau handphone Moon Gi rusah parah dan data-datanya tidak dapat dikembalikan. “Handphonenya juga amnesia,” kata Yun Hwa. Petugas di toko handphone menyarankan agar Moon Gi memakan handphone baru. Tiba-tiba handphone Moon Gi berbunyi. Moon Gi mengangkat teleponnya dengan ragu. Dan ternyata telepon itu dari bosnya yang sedang marah.
 
Moon Gi datang ke kantornya dan langsung mendampat omelan dari si bos yang marah karena Moon Gi tidak dapat dihubungi selama beberapa hari. Moon Gi hanya mendengar omelan dari si bos dengan bingung. Ia celingukan melihat ruangan kantornya dan berusaha mencari tau ia sebenarnya bekerja sebagai apa. Boss lalu berkata agar Moon Gi menghubungi Jin Soo lalu boss pergi sambil menerima telepon. Moon Gi yang telah ditinggal si boss bingung siapa itu Jin Soo. Yun Hwa berdiri di depan foto-foto pegawai di kantor itu lalu menunjukkan Jin Soo kepada Moon Gi. Moon Gi memerhatikan foto Jin Soo dengan seksama. Yun Hwa berkata kalau Jin Soo tampak seperti adik Moon Gi. Saat Moon Gi masih memerhatikan foto Jin Soo, boss masuk kembali dan mengomeli Moon Gi karena tidak segera berangkat. Boss lalu melemparkan pakaian kerja dan kunci sepeda motor kepada Moon Gi.
 
Moon Gi mengendarai motornya untuk mencari Jin Soo sementara Yun Hwa membonceng di belakangnya. Yun Hwa menyuruh Moon Gi untuk mengebut, dengan kesal Moon Gi menurutinya. Ia lalu menyuruh Yun Hwa duduk dengan benar.

- bersambung ke part 2 ... -
Read More

Sabtu, 11 Agustus 2012

Aii Come Back, Fams + Giveaway :)

Assalamualaikum, Fams .Sudah hampir dua tahun Aii hiatus ngeblog, dan sekarang Aii kembali lagi. Doakan saja bisa tetap semangat nulis yaa Fams :) Dalam rangka Come Back Aii, Aii mau ngadain giveaway nihh, hadiahnya CD/DVD Drama Korea tapi hasil burn dan insyaallah MQ - HQ tergantung tersedianya yang mana hehe. Caranya gampaaang, kalian tinggal tinggalkan komen di post ini drama apa yang pingin kalian dapet CD/DVDnya. Sebutkan juga alasan apa yang bikin kalian pingin nonton drama itu dan jangan lupa nama juga alamat email atau ID twitter yg bisa dihubungi. Giveaway ini cuma berlangsung sampai tanggal 31 Agustus 2012 dan pemenangnya akan Aii umumkan tanggal 2 September 2012. Insyaallah Aii juga akan bahas drama itu di blog ini. So, join my giveaway ! :)
Read More

Selasa, 14 September 2010

Karakter I am Legend



Jeon Seol-hee mungkin adalah gadis yang paling populer saat SMA, namun sekarang ia adalah seorang istri dari seorang pengacara sukses yang harus berpenampilan anggun. Tidak hanya itu, ia juga adalah menantu pertama di keluarga suaminya yang memiliki standar tinggi. Keluarga mereka tidak sekaya konglomerat, namun mereka sangat menjaga imej di lingkungan sekitar. Mertuanya sangat perfeksionis dan selalu berbicara dengan nada dingin dan senyum sinis menghina. Dan Seol-hee sudah terlatih untuk selalu menundukkan kepalanya dengan khidmat dan berkata, “Ya, Bu,” untuk setiap perintahnya walaupun mertuanya selalu bersikap sinis pada Seol-hee.

Seol-hee mengenakan baju-baju rancangan desainer terkenal, pergi ke spa mewah secara rutin, dan hal itu bukannya menyenangkan malah menyakitkan baginya yang merasa terkurung dalam pernikahannya. Namun ia selalu tersenyum di depan semua orang dan berkata bahwa ia senang. Ia merasa mampu menerima semua perlakuan buruk itu karena hidupnya sangat mapan dan tidak ada seorang manusia pun yang hidup sempurna.


Beruntung ia memiliki sahabat yang bermain bersamanya di Madonna Band, grup band yang mereka dirikan bersama sejak SMA. Seol-hee adalah vokalis dan gitaris, sementara bassisnya adalah Hwa-ja. Namun Seol-hee selalu memanggilnya Fa-ja. Hwa-ja adalah orang yang selalu ceria, cerewet, dan bertingkah dramatis, namun adalah teman yang baik dan loyal. Su-in adalah drummer di Madonna Band sekaligus manajer bagi grup band rock yang masih baru.

Bagi mereka, Madonna Band hanyalah tempat penyaluran kreatifitas karena Seol-hee tidak mungkin bermain di panggung sungguhan. Ia tidak berani mengambil resiko ibu mertuanya akan setuju dengan kegiatannya ngeband. Namun selama latihan ia merasa bebas dan menjadi dirinya sendiri, sedangkan bila di depan keluarganya ia harus selalu berpura-pura menjadi orang yang sempurna dan anggun.


Seol-hee menikah dengan Cha Ji-wook, pengacara yang dingin, tidak pernah melakukan kesalahan, dan jarang berkumpul dengan keluarganya. Mereka menikah saat Seol-hee masih menjadi pegawai rendahan di firma hukum milik Ji-wook dan ia memikat Ji-wook. Seol-hee juga menjadikan kehamilan sebagai alasan untuk menikah dengan Ji-wook. Itulah sebabnya ibu mertua Seol-hee selalu gugup bila ada orang yang bertanya tentang masa lalu Seol-hee, dan memerintahkan Seol-hee untuk selalu tutup mulut dalam setiap kesempatan.

Ji-wook memiliki hubungan gelap dengan Oh Seung-hye, pengacara kasus perceraian yang memiliki insting tajam dan mematikan. Seung-hye telah bercerai dari mantan suaminya dan memiliki seorang putra yang kini tinggal dengan mantan suaminya. Walaupun Seung-hye tampat tenang saja menghadapi perceraiannya, namun sebenarnya ia berharap Ji-wook menghentikan pernikahannya palsunya dan mulai berkencan secara resmi dengan Seung-hye.

Seol-hee memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan adiknya, Jae-hee karena Jae-hee marah pada Seol-hee karena rela hidup dalam kepalsuan. Awalnya mereka berdebat karena perkataan Jae-hee telah menyinggung Seol-hee, yang telah berjuang sekuat tenaga untuk membesarkan adiknya setelah kematian orang tua mereka dan menyekolahkan Jae-hee di sekolah farmasi. Seol-hee merasa adiknya tidak berhak menghinanya karena alasan tersebut. Sementara Jae-hee tidak ingin melihat kakaknya sengsara demi kebahagiannya sendiri.

Terakhir Jang Tae-hyun, seorang gitaris dan pencipta lagu yang sedang vakum dari karir musiknya. Su-in berusaha merekrut Tae-hyun untuk memperbaiki band yang dimanajerinya. namun setelah satu kali mendengar lagunya, Tae-hyun malah mengejek band tersebut. tae-hyun adalah orang yang kasar dan tidak mau membuang waktunya untuk hal yang tidak penting. Ia cukup terkenal, namun Seol-hee tidak mau mengakui kalau saat masih muda ia mengejar-kejar Tae-hyun karena Tae-hyun adalah cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan.

Read More

Minggu, 05 September 2010

Sung Dong Il


Nama : 성동일 / Sung Dong Il (Seong Dong Il)
Profesi : Aktor
Tanggal Lahir : 27 April 1967
Berat/Tinggi : 78 kg/177 cm
Zodiac : Taurus
Agensi : SidusHQ

Serial TV
Fugitive (KBS2, 2010)
My Girlfriend is a Nine-Tailed Fox (SBS, 2010)
Chuno (KBS2, 2010)
Green Coach (SBS, 2009)
The Lawyers of The Great Republic Korea (MBC, 2008)
Don’t Be Swayed (MBC, 2008)
New Heart (MBC, 2007)
Get Karl! Oh Soo Jung (SBS, 2007)
Blue Fish (SBS, 2007)
Witch Amusement (SBS, 2007)
Please Come Back, Soon-Ae (SBS, 2006)
I Want to Love (SBS, 2006)
Fashion 70′s (SBS, 2005)
Green Rose (SBS, 2005)
Best Mother (SBS, 2005)
Lovers in Paris (SBS, 2004)
South of the Sun (SBS, 2003)
Rustic Period (SBS, 2003)
Glass Slippers (SBS, 2002)
Cool (KBS2, 2001)
Humaneness (KBS2, 1999)

Film
200 Pounds Beauty (2006)
Read More

© Warna Warni Dunia Aii, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena