Moon Gi yang kesal karena Yun Hwa berdiri di atas motornya menyuruh Yun Hwa duduk dengan benar. “Pikirkan saja motor Paman sendiri,” jawab Yun Hwa tidak peduli. Ia lalu memberi petunjuk arah kepada Moon Gi menuju tujuan mereka mengantar paket (Moon Gi ini pengantar paket).
Setelah selesai mengantar paket, Moon Gi dan Yun Hwa berkeliling untuk mengembalikan ingatan Moon Gi. Saat menunggu palang kereta yang tertutup, Yun Hwa memunculkan sosok Moon Gi yang dulu supaya Moon Gi dapat mengingat apa yang biasa ia lakukan saat menunggu palang kereta. Ternyata Moon Gi suka menggerak-gerakkan jarinya sambil menunggu palang kereta terbuka. Mereka lalu mengunjungi rumah makan tempat Moon Gi biasa makan dulu. Yun Hwa bahkan tau kalau Moon Gi selalu memesan menu yang sama setiap hari. Setelah itu mereka datang ke minimarket langganan Moon Gi. Selama di minimarket Moon Gi berpura-pura mengobrol dengan Hpnya padahal ia sedang mengobrol dengan Yun Hwa. Moon Gi bertanya apakah Yun Hwa benar-benar jujur kalau kegiatan yang mereka lakukan hari ini adalah yang biasa dilakukan oleh Yun Hwa. “Aku bukan hantu yang menganggur,” jawab Yun Hwa kesal. Yun Hwa lalu menyuruh Moon Gi meletakkan Hpnya. Moon Gi menjawab kalau ia tidak ingin orang-orang menganggap ia gila. Yun Hwa akhirnya diam saja dan menunjukkan minuman favorit Moon Gi. Moon Gi tidak percaya kalau ia suka meminum minuman kemasan dengan bungkus yang lucu. Ia berkata kalau tren sekarang adalah menyukai soju. Setelah itu datanglah petugas di minimarket itu yang menyapa Moon Gi dan mengambil minuman yang menurut Yun Hwa adalah minuman favorit Moon Gi. “Aku heran apa kau tidak sakit meminum ini setiap hari?” tanya petugas itu. Yun Hwa tersenyum puas mendengarnya sementara Moon Gi tampak tidak percaya karena Yun Hwa benar-benar mengenal dirinya. “Kau ... mengapa kau sangat mengenalku?” tanya Moon Gi kesal. Petugas minimarket itu berhenti sejenak saat mendengar ucapan Moon Gi lalu memandangi Moon Gi dengan heran. Yun Hwa menunjuk ke bangunan di seberang minimarket itu.
Mereka berdua menuju bangunan itu yang ternyata adalah toko bunga tempat Yun Hwa bekerja. Moon Gi mengira ia sering ke sana namun Yun Hwa berkata kalau Moon Gi tidak terlalu sering ke sana, hanya satu kali seminggu. “Tidakkah ini mengingatkan Paman akan sesuatu?” tanya Yun Hwa tetapi Moon Gi masih belum ingat. “Paman tidak ingat apapun. Bahkan tidak ingat siapa aku,” kata Yun Hwa kecewa. “Bukankah kau bilang kalau kau adalah pemilik toko bunga ini?” tanya Moon Gi. Yun Hwa memelototinya.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan. Moon Gi berkata kalau ini bukan salahnya ia tidak bisa mengingat Yun Hwa. “Paman tidak salah karena tidak bisa mengingat. Tapi Paman salah karena tidak berusaha mengingat,” kata Yun Hwa. Moon Gi menoleh ke Yun Hwa untuk mengelak. Namun karena ia tidak fokus ke jalan ia nyaris menabrak mobil sedan berwarna putih. Untungnya ia segera membanting setir. Tiba-tiba Moon Gi teringat kejadian saat ia tertabrak. Ternyata lokasi tabrakan Moon Gi malam itu adalah lokasinya saat ini. Bahkan di jalan terdapat bekas rem mobil sedan putih yang menabraknya.
Moon Gi menyusuri jalan di sekitar sana untuk menggali ingatannya lebih dalam. Saat tidak sengaja menabrak seseorang, Moon Gi teringat kalau sebelum kecelakaan ia tidak sengaja menabrak seseorang lalu setelah itu ia berlari. Saat menyusuri sebuah jalan dengan rumah di kanan kirinya, Moon Gi ingat kalau di hari itu ia berlari di jalan ini. Moon Gi lalu berhenti di sebuah apartemen. Ia terdiam lama di depannya dan ingat kalau pernah keluar dari salah satu kamar di apartemen itu dan berlari keluar dengan tergesa-gesa. Moon Gi masuk ke gedung apartemen itu dengan hati-hati sambil memandangi dua orang polisi yang sedang bertanya-tanya dengan seorang wanita. Dari basement apartemen itu muncul seorang pria bertopi yang tampaknya adalah Jin Soo, memerhatikan gerak-gerik Moon Gi. Moon Gi naik ke atas dan berhenti di depan sebuah kamar yang dipasangi police line di depannya. Yun Hwa menyusul Moon Gi lalu menerangkan kepada Moon Gi kalau kamar apartemen itu adalah tempat tinggal Yun Hwa. Moon Gi memberanikan diri untuk membuka pintu apartemen Yun Hwa dan melihat lokasi Yun Hwa meninggal. Ia lalu ingat kalau malam itu ia keluar dari kamar apartemen Yun Hwa dan melihat Yun Hwa yang sudah tertusuk. “Aku pernah ke sini,” kata Moon Gi. “Hari itu adalah hari ulang tahunku,” kata Yun Hwa. Moon Gi mulai ingat kondisi Yun Hwa sebelum meninggal dan Moon Gi menjadi lemas. “Apa sebenarnya maksudmu mencari aku? Ada urusan apa aku dengan kejadian ini? Apa yang sebenarnya aku lakukan?” tanya Moon Gi.
“Sepertinya Paman adalah orang terakhir yang melihatku sebelum aku meninggal. Jadi, Paman, kau adalah satu-satunya saksi mata saat aku meninggal,” jawab Yun Hwa. Moon Gi langsung terduduk lemas mendengarnya. “Jangan terlalu shock. Paman adalah satu-satunya saksi mata saat aku meninggal,” kata Yun Hwa. Moon Gi meminta Yun Hwa menerangkan detailnya namun Yun Hwa berkata kalau ia juga tidak ingat. Namun sebelum ia meninggal ia ingat melihat wajah Moon Gi. “Paman, kau tampak sangat shock,” kata Yun Hwa. Moon Gi teringat kejadian saat Yun Hwa dibekap dari belakang oleh seorang pria bertopi (yang topinya mirip sama topi Jin Soo tadi) lalu ditusuk. Melihat tampang Moon Gi yang pucat membuat Yun Hwa sedikit khawatir. “Hari itu ada seseorang di sini, yang tampak seperti pembunuh,” kata Moon Gi pelan. Tiba-tiba datang dua orang polisi, satu wanita dan satu pria, memergoki Moon Gi.
Moon Gi lalu di bawa ke kantor polisi dan ditanya-tanyai oleh polisi wanita tadi. Polisi itu juga yang waktu itu memberitahu Moon Gi identitas aslinya. Moon Gi menerangkan kepada polisi itu kalau ia teringat beberapa kejadian dan pergi ke apartemen yang ternyata adalah lokasi pembunuhan. Moon Gi menerangkan kalau ia ke sana untuk mengantar barang. Polisi wanita meminta Moon Gi menerangkan lebih rinci lagi. “Aku melihat seorang wanita sekarat di sana dan ada seorang lain,” kata Moon Gi sambil terus melihat ke Yun Hwa yang duduk di sampingnya. Polisi wanita sampai heran mengapa Moon Gi selalu melihat ke samping. Polisi wanita itu bertanya apakah orang yang dilihat Moon Gi adalah si pembunuh? Lalu Moon Gi berkata kalau ia melihat orang itu menangkap Yun Hwa. Polisi wanita meminta Moon Gi menerangkan baju yang dikenakan orang tersebut namun Moon Gi susah mengingatnya. Polisi itu lalu bertanya untuk apa Moon Gi pergi ke apartemen Yun Hwa. Yun Hwa memberi dukungan Moon Gi dengan anggukan kecil. Moon Gi menjelaskan kalau ia adalah seorang pengantar barang. Polisi wanita lalu bertanya barang apa yang dikirim Moon Gi hari itu. Sayangnya Moon Gi tidak bisa mengingatnya. Polisi wanita itu berkata kalau ia tidak dapat membuat laporan dengan info minim seperti itu. Karena itu ia meminta Moon Gi datang lagi apabila ia sudah ingat.
Moon Gi dan Yung Hwa pergi meninggalkan kantor polisi. Saat di kantor polisi tadi, polisi wanita itu memeringatkan Moon Gi kalau mungkin pembunuh Yun Hwa akan mengincarnya juga. Dari kejauhan Jin Soo memerhatikan Moon Gi yang pergi mengendarai sepeda motornya.
Moon Gi kembali ke kantornya dan memeriksa catatan pekerjaannya. Boss ikut memeriksa catatan pekerjaan Moon Gi lalu memberitahu Moon Gi kalau di hari itu ia pulang lebih awal.
Moon Gi dan Yun Hwa berjalan-jalan bersama. “Kalau hari itu aku pulang cepat, berarti aku di sana bukan untuk mengantar barang,” kata Moon Gi. Ia justru semakin bingung sekarang dengan munculnya ingatannya yang sepotong-sepotong. Yun Hwa menenangkan Moon Gi dan berkata kalau ia hanya saksi mata dan tidak terlibat dalam kasusnya. Moon Gi lalu bertanya kepada Yun Hwa apakah ia tau semuanya. “Mengapa aku datang ke tempatmu? Kenapa tidak kau beritahu alasannya padaku?” tanya Moon Gi. Yun Hwa bertanya apakah Moon Gi benar-benar ingin tahu alasannya. Moon Gi mengangguk. Yun Hwa akhirnya setuju memberitahu Moon Gi asal Moon Gi berjanji sesuatu. Moon Gi menyetujuinya.
Moon Gi dan Yun Hwa berada di tepi sungai. Yun Hwa terus memojokkan Moon Gi sampai ia mundur ke pinggir sungai dan tidak ada jalan untuk mundur lagi. Bila terus memaksa mundur maka Moon Gi akan tercebur ke sungai. Moon Gi membentak Yun Hwa karena ia nyaris saja tercebur ke sungai. Yun Hwa berkata kalau itulah permintaannya, agar Moon Gi masuk ke sungai. “Ini bukan ide yang buruk. Tapi aku rasa kita harus mencari cara lain.” Namun Yun Hwa bersikeras kalau ini adalah cara terbaik. Moon Gi kesal dan membentak Yun Hwa dan berkata kalau ia masih ingin hidup. Yun Hwa mulai kesal karena Moon Gi tidak kunjung masuk ke sungai. Yun Hwa mulai mengambil ancang-ancang lalu mendorong Moon Gi ke sungai. Moon Gi jatuh ke sungai. Tidak jauh dari sana seorang gelandangan melihat kejadian itu namun gelandangan itu bersikap seperti tidak tahu apa-apa sementara Yun Hwa berusaha untuk berenang. Moon Gi berusaha meminta tolong kepada Yun Hwa namun dengan entengnya Yun Hwa berkata kalau Moon Gi bisa berenang. Dengan terbata-bata Moon Gi bertanya darimana Yun Hwa tau kalau ia bisa berenang. Yun Hwa menjawab kalau Moon Gi sudah pernah jatuh ke sungai ini sebelumnya. Moon Gi samar-samar teringat kenangannya bertahun-tahun yang lalu. Saat ia tenggelam di sungai itu dan Yun Hwa menyelamatkannya.
Moon Gi teringat kejadian bertahun-tahun lalu. Saat itu Yun Hwa masih SMA dan Moon Gi tenggelam di sungai lalu Yun Hwa menolongnya. Sebelum kejadian itu Yun Hwa sedang duduk di pinggir sungai sambil melempar bunga dan mengenang ayahnya yang telah meninggal. Tidak jauh dari sana berdirilah Moon Gi yang ingin bunuh diri dan melemparkan dirinya sendiri ke dalam sungai. Yun Hwa yang melihat kejadian itu segera menolongnya namun Moon Gi bersikeras tidak mau ditolong sehingga keadaan berbalik. Justru Yun Hwa yang tenggelam. Yun Hwa tersadar dari pingsannya. Ia sudah ada di daratan dan Moon Gi ada di sebelahnya, masih dalam keadaan pingsan. Yun Hwa berusaha membangunkan Moon Gi dan mendengar degup jantung Moon Gi. “Paman, kau merasa bersalah lalu sekarang berpura-pura mati kan? Lihatlah umur Paman! Dan lagi, ada apa dengan Sungai Han (sampai paman bunuh diri di sungai ini)?” omel Yun Hwa kesal. Ia lalu melihat kelopak bunga yang tadi ia lemparkan melekat di kemeja Moon Gi. Yun Hwa tertawa sinis melihatnya. “Mengapa orang-orang tega melakukan hal seperti ini. Apa mereka tidak memikirkan nasib orang-orang yang mereka tinggalkan?” lanjut Yun Hwa sementara Moon Gi masih tidak sadarkan diri. “Paman berhutang nyawa padaku. Mulai sekarang jangan berpikir untuk mengakhiri hidup seenaknya. Hiduplah dengan baik,” kata Yun Hwa lalu ia beranjak pergi. Sepeninggal Yun Hwa, Moon Gi mengangkat kepalanya. Ia sudah sadar.
Read More
Setelah selesai mengantar paket, Moon Gi dan Yun Hwa berkeliling untuk mengembalikan ingatan Moon Gi. Saat menunggu palang kereta yang tertutup, Yun Hwa memunculkan sosok Moon Gi yang dulu supaya Moon Gi dapat mengingat apa yang biasa ia lakukan saat menunggu palang kereta. Ternyata Moon Gi suka menggerak-gerakkan jarinya sambil menunggu palang kereta terbuka. Mereka lalu mengunjungi rumah makan tempat Moon Gi biasa makan dulu. Yun Hwa bahkan tau kalau Moon Gi selalu memesan menu yang sama setiap hari. Setelah itu mereka datang ke minimarket langganan Moon Gi. Selama di minimarket Moon Gi berpura-pura mengobrol dengan Hpnya padahal ia sedang mengobrol dengan Yun Hwa. Moon Gi bertanya apakah Yun Hwa benar-benar jujur kalau kegiatan yang mereka lakukan hari ini adalah yang biasa dilakukan oleh Yun Hwa. “Aku bukan hantu yang menganggur,” jawab Yun Hwa kesal. Yun Hwa lalu menyuruh Moon Gi meletakkan Hpnya. Moon Gi menjawab kalau ia tidak ingin orang-orang menganggap ia gila. Yun Hwa akhirnya diam saja dan menunjukkan minuman favorit Moon Gi. Moon Gi tidak percaya kalau ia suka meminum minuman kemasan dengan bungkus yang lucu. Ia berkata kalau tren sekarang adalah menyukai soju. Setelah itu datanglah petugas di minimarket itu yang menyapa Moon Gi dan mengambil minuman yang menurut Yun Hwa adalah minuman favorit Moon Gi. “Aku heran apa kau tidak sakit meminum ini setiap hari?” tanya petugas itu. Yun Hwa tersenyum puas mendengarnya sementara Moon Gi tampak tidak percaya karena Yun Hwa benar-benar mengenal dirinya. “Kau ... mengapa kau sangat mengenalku?” tanya Moon Gi kesal. Petugas minimarket itu berhenti sejenak saat mendengar ucapan Moon Gi lalu memandangi Moon Gi dengan heran. Yun Hwa menunjuk ke bangunan di seberang minimarket itu.
Mereka berdua menuju bangunan itu yang ternyata adalah toko bunga tempat Yun Hwa bekerja. Moon Gi mengira ia sering ke sana namun Yun Hwa berkata kalau Moon Gi tidak terlalu sering ke sana, hanya satu kali seminggu. “Tidakkah ini mengingatkan Paman akan sesuatu?” tanya Yun Hwa tetapi Moon Gi masih belum ingat. “Paman tidak ingat apapun. Bahkan tidak ingat siapa aku,” kata Yun Hwa kecewa. “Bukankah kau bilang kalau kau adalah pemilik toko bunga ini?” tanya Moon Gi. Yun Hwa memelototinya.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan. Moon Gi berkata kalau ini bukan salahnya ia tidak bisa mengingat Yun Hwa. “Paman tidak salah karena tidak bisa mengingat. Tapi Paman salah karena tidak berusaha mengingat,” kata Yun Hwa. Moon Gi menoleh ke Yun Hwa untuk mengelak. Namun karena ia tidak fokus ke jalan ia nyaris menabrak mobil sedan berwarna putih. Untungnya ia segera membanting setir. Tiba-tiba Moon Gi teringat kejadian saat ia tertabrak. Ternyata lokasi tabrakan Moon Gi malam itu adalah lokasinya saat ini. Bahkan di jalan terdapat bekas rem mobil sedan putih yang menabraknya.
Moon Gi menyusuri jalan di sekitar sana untuk menggali ingatannya lebih dalam. Saat tidak sengaja menabrak seseorang, Moon Gi teringat kalau sebelum kecelakaan ia tidak sengaja menabrak seseorang lalu setelah itu ia berlari. Saat menyusuri sebuah jalan dengan rumah di kanan kirinya, Moon Gi ingat kalau di hari itu ia berlari di jalan ini. Moon Gi lalu berhenti di sebuah apartemen. Ia terdiam lama di depannya dan ingat kalau pernah keluar dari salah satu kamar di apartemen itu dan berlari keluar dengan tergesa-gesa. Moon Gi masuk ke gedung apartemen itu dengan hati-hati sambil memandangi dua orang polisi yang sedang bertanya-tanya dengan seorang wanita. Dari basement apartemen itu muncul seorang pria bertopi yang tampaknya adalah Jin Soo, memerhatikan gerak-gerik Moon Gi. Moon Gi naik ke atas dan berhenti di depan sebuah kamar yang dipasangi police line di depannya. Yun Hwa menyusul Moon Gi lalu menerangkan kepada Moon Gi kalau kamar apartemen itu adalah tempat tinggal Yun Hwa. Moon Gi memberanikan diri untuk membuka pintu apartemen Yun Hwa dan melihat lokasi Yun Hwa meninggal. Ia lalu ingat kalau malam itu ia keluar dari kamar apartemen Yun Hwa dan melihat Yun Hwa yang sudah tertusuk. “Aku pernah ke sini,” kata Moon Gi. “Hari itu adalah hari ulang tahunku,” kata Yun Hwa. Moon Gi mulai ingat kondisi Yun Hwa sebelum meninggal dan Moon Gi menjadi lemas. “Apa sebenarnya maksudmu mencari aku? Ada urusan apa aku dengan kejadian ini? Apa yang sebenarnya aku lakukan?” tanya Moon Gi.
“Sepertinya Paman adalah orang terakhir yang melihatku sebelum aku meninggal. Jadi, Paman, kau adalah satu-satunya saksi mata saat aku meninggal,” jawab Yun Hwa. Moon Gi langsung terduduk lemas mendengarnya. “Jangan terlalu shock. Paman adalah satu-satunya saksi mata saat aku meninggal,” kata Yun Hwa. Moon Gi meminta Yun Hwa menerangkan detailnya namun Yun Hwa berkata kalau ia juga tidak ingat. Namun sebelum ia meninggal ia ingat melihat wajah Moon Gi. “Paman, kau tampak sangat shock,” kata Yun Hwa. Moon Gi teringat kejadian saat Yun Hwa dibekap dari belakang oleh seorang pria bertopi (yang topinya mirip sama topi Jin Soo tadi) lalu ditusuk. Melihat tampang Moon Gi yang pucat membuat Yun Hwa sedikit khawatir. “Hari itu ada seseorang di sini, yang tampak seperti pembunuh,” kata Moon Gi pelan. Tiba-tiba datang dua orang polisi, satu wanita dan satu pria, memergoki Moon Gi.
Moon Gi lalu di bawa ke kantor polisi dan ditanya-tanyai oleh polisi wanita tadi. Polisi itu juga yang waktu itu memberitahu Moon Gi identitas aslinya. Moon Gi menerangkan kepada polisi itu kalau ia teringat beberapa kejadian dan pergi ke apartemen yang ternyata adalah lokasi pembunuhan. Moon Gi menerangkan kalau ia ke sana untuk mengantar barang. Polisi wanita meminta Moon Gi menerangkan lebih rinci lagi. “Aku melihat seorang wanita sekarat di sana dan ada seorang lain,” kata Moon Gi sambil terus melihat ke Yun Hwa yang duduk di sampingnya. Polisi wanita sampai heran mengapa Moon Gi selalu melihat ke samping. Polisi wanita itu bertanya apakah orang yang dilihat Moon Gi adalah si pembunuh? Lalu Moon Gi berkata kalau ia melihat orang itu menangkap Yun Hwa. Polisi wanita meminta Moon Gi menerangkan baju yang dikenakan orang tersebut namun Moon Gi susah mengingatnya. Polisi itu lalu bertanya untuk apa Moon Gi pergi ke apartemen Yun Hwa. Yun Hwa memberi dukungan Moon Gi dengan anggukan kecil. Moon Gi menjelaskan kalau ia adalah seorang pengantar barang. Polisi wanita lalu bertanya barang apa yang dikirim Moon Gi hari itu. Sayangnya Moon Gi tidak bisa mengingatnya. Polisi wanita itu berkata kalau ia tidak dapat membuat laporan dengan info minim seperti itu. Karena itu ia meminta Moon Gi datang lagi apabila ia sudah ingat.
Moon Gi dan Yung Hwa pergi meninggalkan kantor polisi. Saat di kantor polisi tadi, polisi wanita itu memeringatkan Moon Gi kalau mungkin pembunuh Yun Hwa akan mengincarnya juga. Dari kejauhan Jin Soo memerhatikan Moon Gi yang pergi mengendarai sepeda motornya.
Moon Gi kembali ke kantornya dan memeriksa catatan pekerjaannya. Boss ikut memeriksa catatan pekerjaan Moon Gi lalu memberitahu Moon Gi kalau di hari itu ia pulang lebih awal.
Moon Gi dan Yun Hwa berjalan-jalan bersama. “Kalau hari itu aku pulang cepat, berarti aku di sana bukan untuk mengantar barang,” kata Moon Gi. Ia justru semakin bingung sekarang dengan munculnya ingatannya yang sepotong-sepotong. Yun Hwa menenangkan Moon Gi dan berkata kalau ia hanya saksi mata dan tidak terlibat dalam kasusnya. Moon Gi lalu bertanya kepada Yun Hwa apakah ia tau semuanya. “Mengapa aku datang ke tempatmu? Kenapa tidak kau beritahu alasannya padaku?” tanya Moon Gi. Yun Hwa bertanya apakah Moon Gi benar-benar ingin tahu alasannya. Moon Gi mengangguk. Yun Hwa akhirnya setuju memberitahu Moon Gi asal Moon Gi berjanji sesuatu. Moon Gi menyetujuinya.
Moon Gi dan Yun Hwa berada di tepi sungai. Yun Hwa terus memojokkan Moon Gi sampai ia mundur ke pinggir sungai dan tidak ada jalan untuk mundur lagi. Bila terus memaksa mundur maka Moon Gi akan tercebur ke sungai. Moon Gi membentak Yun Hwa karena ia nyaris saja tercebur ke sungai. Yun Hwa berkata kalau itulah permintaannya, agar Moon Gi masuk ke sungai. “Ini bukan ide yang buruk. Tapi aku rasa kita harus mencari cara lain.” Namun Yun Hwa bersikeras kalau ini adalah cara terbaik. Moon Gi kesal dan membentak Yun Hwa dan berkata kalau ia masih ingin hidup. Yun Hwa mulai kesal karena Moon Gi tidak kunjung masuk ke sungai. Yun Hwa mulai mengambil ancang-ancang lalu mendorong Moon Gi ke sungai. Moon Gi jatuh ke sungai. Tidak jauh dari sana seorang gelandangan melihat kejadian itu namun gelandangan itu bersikap seperti tidak tahu apa-apa sementara Yun Hwa berusaha untuk berenang. Moon Gi berusaha meminta tolong kepada Yun Hwa namun dengan entengnya Yun Hwa berkata kalau Moon Gi bisa berenang. Dengan terbata-bata Moon Gi bertanya darimana Yun Hwa tau kalau ia bisa berenang. Yun Hwa menjawab kalau Moon Gi sudah pernah jatuh ke sungai ini sebelumnya. Moon Gi samar-samar teringat kenangannya bertahun-tahun yang lalu. Saat ia tenggelam di sungai itu dan Yun Hwa menyelamatkannya.
Moon Gi teringat kejadian bertahun-tahun lalu. Saat itu Yun Hwa masih SMA dan Moon Gi tenggelam di sungai lalu Yun Hwa menolongnya. Sebelum kejadian itu Yun Hwa sedang duduk di pinggir sungai sambil melempar bunga dan mengenang ayahnya yang telah meninggal. Tidak jauh dari sana berdirilah Moon Gi yang ingin bunuh diri dan melemparkan dirinya sendiri ke dalam sungai. Yun Hwa yang melihat kejadian itu segera menolongnya namun Moon Gi bersikeras tidak mau ditolong sehingga keadaan berbalik. Justru Yun Hwa yang tenggelam. Yun Hwa tersadar dari pingsannya. Ia sudah ada di daratan dan Moon Gi ada di sebelahnya, masih dalam keadaan pingsan. Yun Hwa berusaha membangunkan Moon Gi dan mendengar degup jantung Moon Gi. “Paman, kau merasa bersalah lalu sekarang berpura-pura mati kan? Lihatlah umur Paman! Dan lagi, ada apa dengan Sungai Han (sampai paman bunuh diri di sungai ini)?” omel Yun Hwa kesal. Ia lalu melihat kelopak bunga yang tadi ia lemparkan melekat di kemeja Moon Gi. Yun Hwa tertawa sinis melihatnya. “Mengapa orang-orang tega melakukan hal seperti ini. Apa mereka tidak memikirkan nasib orang-orang yang mereka tinggalkan?” lanjut Yun Hwa sementara Moon Gi masih tidak sadarkan diri. “Paman berhutang nyawa padaku. Mulai sekarang jangan berpikir untuk mengakhiri hidup seenaknya. Hiduplah dengan baik,” kata Yun Hwa lalu ia beranjak pergi. Sepeninggal Yun Hwa, Moon Gi mengangkat kepalanya. Ia sudah sadar.
- Bersambung -